Kamis, 10 Februari 2011

Ber-Islam tapi KEKAL di NERAKA


Dalam tulisan sebelumnya telah dijelaskan kita bisa langsung masuk surga tanpa lewat neraka jika kita beriman dan beramal saleh. Syaratnya, kebaikan kita harus lebih banyak dari keburukan. Lalu, bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya, keburukan kita lebih banyak dari amal kebaikan? Mari kita simak ayat berikut:

(8). Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)-nya.(9). Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. (Q.S. Al Qaari’ah [101]: 8-9)

Allah menegaskan kembali dalam Q.S. Al-A’raf:

Dan barang siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami.” (Q.S.Al-A’raf [7]: 9)

Yang paling mengerikan adalah ayat berikut ini,

Dan barang siapa yang ringan timbangan (kebaikannya), maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam.” (Q.S. Al-Mukminuun [23] : 103)

Ayat tersebut ditujukan kepada kita. Sehingga, yang dimaksud dengan “mereka” pada ayat di atas adalah orang yang banyak berbuat keburukan atau dikuasai oleh kejahatan. Orang yang telah dikuasai oleh kejahatan akan kekal di neraka. Artinya, dia akan tinggal selamanya (abadi) dan tidak bisa keluar dari neraka. Seperti yang telah Allah tegaskan dalam Alquran:

(14). Dan sesungguhnya orang-orang yang banyak berbuat jahat (al-fujjar atau durhaka) benar-benar berada dalam neraka. (15). Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan. (16). Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu. (Q.S. Al Infithaar [82]: 14-16)

Al-fujjar merupakan julukan kepada orang yang banyak berbuat kemaksiatan (kejahatan). Lawan katanya adalah al-abror, yaitu orang yang banyak berbuat kebaikan.

Jadi jelas, bagi kita yang banyak melakukan perbuatan dosa melebihi kebaikan yang dilakukan, tempat kembalinya adalah neraka. Ironisnya, kita tidak akan bisa keluar dari sana alias kekal selama-lamanya. Lantas, apa gunanya kita hidup di dunia ini jika pada akhirnya kita harus menanggung siksa neraka selama-lamanya? Karena itu perbanyaklah perbuatan baik agar kita memeperoleh kebahagiaan di dunia dan akherat.

Mengapa orang yang ringan timbangan kebaikannya kekal di neraka dan tidak bisa keluar dari sana selama-lamanya? Bukankah dia masih memiliki timbangan kebaikan? Bukankah Allah akan memperhitungkan setiap amal kebaikan kita walaupun sekecil biji zarah? Jawabannya ada pada Alquran

... Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (Q.S. Huud [11]: 114)

Menurut ayat di atas, amal kebaikan kita bisa dipakai untuk menghapus keburukan yang kita perbuat. Jika kebaikan kita sangat sedikit, maka kebaikan kita tidak cukup untuk menghapus seluruh keburukan. Akibatnya, kebaikan kita habis untuk menghapus keburukan. Yang tersisa ialah keburukan. Itulah yang disebut dengan orang yang merugi.

Dalam perdagangan, orang yang rugi ialah mereka yang pemasukannya lebih sedikit dari pengeluaran. Dalam bahasan kita kali ini, orang yang rugi ialah mereka yang kebaikannya lebih sedikit daripada keburukannya. Jika tidak ada yang tersisa kecuali keburukan, wajar jika ia tidak bisa masuk surga. Dia kekal di neraka dan tidak bisa keluar dari dalamnya.

Hitungan sederhananya adalah sebagai berikut. Misalnya pahala kebaikan kita berjumlah 30 dan dosa kita berjumlah 90. Itu artinya timbangan kebaikan kita lebih ringan dari keburukan. Lalu apa yang akan terjadi? Seperti yang telah disebutkan dalam Q.S. 11 :114, amal kebaikan akan menghapus dosa. Jika keburukan 90 dikurangi pahala 30, akan tersisa keburukan 60. Sedangkan pahala atau kebaikan kita telah habis untuk menutupi dosa-dosa kita. Dengan demikian, Allah masih memperhitungkan amal kebaikan kita.

Siksaan bagi seseorang yang memiliki sisa keburukan 60, tentu akan berbeda dengan seseorang yang memiliki sisa keburukan 6 juta. tentu saja hitungan tersebut hanya adalah perumpamaan.

(162). Apakah orang yang mengikuti kerida-an Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan dari Allah dan tempatnya adalah (neraka) Jahanam? Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. (163). (Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. (Q.S. Ali Imran [3]: 162-163)

Meskipun demikian, sekecil apa pun sisa dosa mereka, tetap saja siksaan neraka tidak ada yang ringan. Menurut sebuah hadis Nabi yang pernah saya dengar, orang yang paling ringan siksaannya di neraka ialah orang yang kakinya dipanggang sehingga otaknya meletup karena mendidih. Di atas semua itu, yang lebih mengerikan ialah kita tidak bisa keluar dari neraka itu buat selama-lamanya.

Dalam Alquran surat 23 ayat 103, Allah menyatakan jika kebaikan kita sedikit, kita termasuk orang-orang yang merugi (bangkrut) karena kebaikan kita tidak mencukupi untuk menutupi keburukan (dosa) yang kita kerjakan. Jadilah kita sekarang tidak mempunyai sisa pahala kebaikan sedikit pun dan akan menghadap Allah dalam keadaan membawa sisa dosa dan disebut sebagai orang yang berdosa.

Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahanam.” (Q.S. Az-Zukhruf [43]: 74)

Kita semua pasti mempunyai dosa, lalu apakah dengan begitu kita akan kekal di neraka? Lalu siapakah yang dimaksud sebagai orang yang berdosa sehingga kekal di neraka tersebut? Ayat ini dijelaskan oleh ayat lainnya,

Sesungguhnya barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka Jahanam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.” (Q.S. Thahaa [20]: 74)

Jadi yang dimaksud orang yang berdosa dan kekal di neraka adalah orang yang datang kepada Allah dengan membawa sisa dosa seperti yang telah disebutkan dalam Surat Almukminuun ayat 103 dan Ali Imran ayat 162-163.

Pemahaman ini sangat penting diketahui oleh umat Islam agar mereka tidak mudah berbuat dosa karena merasa telah mendapat jaminan surga. Saya pernah bertanya kepada salah seorang teman mengapa ia begitu mudahnya berbuat maksiat. Apakah ia tidak takut neraka? Ia menjawab, “Yang penting kita tetap beragama Islam. Orang Islam kan dijamin masuk surga walau harus mampir ke neraka dahulu untuk membersihkan dosa-dosa. Kita bukan nabi jadi tidak lepas dari dosa. Akan tetapi kita tidak selamanya di neraka. Sebesar apa pun dosa, pada akhirnya kita pasti akan diangkat ke surga.”

Rupanya dia merasa mau tidak mau pasti mampir dahulu ke neraka untuk membersihkan dosa-dosanya dan kemudian diangkat ke surga yang kekal. Akibatnya neraka menjadi sesuatu hal yang biasa. Banyak di antara umat Islam yang mempunyai keyakinan pasti masuk neraka karena sebagai manusia biasa tidak akan bisa luput dari dosa. Namun, sebesar apa pun dosanya, mereka juga yakin pada akhirnya akan masuk surga juga asalkan tetap beragama Islam. Pemahaman inilah yang menyebabkan mereka tidak takut lagi pada neraka dan karena itu tidak takut berbuat maksiat. Pokoknya yang penting tetap beragama Islam.

Jika hanya mengucapkan tiada Tuhan selain Allah lantas masuk surga, tentu Fir’aun juga masuk surga karena sebelum matinya ia sempat mengucapkan syahadat. Seperti yang tertera dalam Alquran,

Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka). Hingga bila Fir’aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: ‘Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang Islam.” (Q.S. Yunus [10]: 90)

Jadi, menurut Alquran, seseorang masuk surga bukan karena mengucapkan tiada Tuhan selain Allah semata, melainkan mesti dibuktikan dengan keteguhan (istikamah) dalam menghadapi berbagai cobaan atau ujian dari Allah swt.

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: Kapankah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Q.S.Al-Baqarah [2]: 214)

Ucapan Fir’aun yang mengakui tiada Tuhan selain Allah tidak diterima karena ia tidak mempunyai waktu lagi untuk membuktikan keimanannya.

Jadi, jelas, mengucap syahadat saja tidak cukup untuk meraih surga. Selama ini saya pun terkadang ringan melakukan dosa karena merasa telah menggenggam jaminan surga walau harus membersihkan dosa terlebih dahulu di neraka. Kini saya sadari bahwa itu keliru. Ternyata pemahaman seperti itu pernah muncul pada jaman Nabi Muhammad saw., tapi dibantah oleh Allah melalui firman-Nya dalam Alquran.

(80). Dan mereka berkata,’”Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja”.’Katakanlah, “Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (81). (Bukan demikian), yang benar: Barang siapa berbuat dosa & ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Al Baqarah [2]: 80-81)

Bagi kita yang sudah terlalu banyak berbuat dosa, jangan putus harapan. Selagi nafas masih dikandung badan, Allah menyediakan dua fasilitas berupa maghfirah (ampunan) yang besar dan kaffarah (tutupan) yg akan menghapus seluruh dosa-dosa kita, tidak peduli sebesar apa dosa itu. Syaratnya hanya dua: memohon ampun dan bertaubat. Kita tidak cukup hanya memohon ampun, tetapi mesti bertaubat. Ada perbedaan antara mohon ampun dengan taubat. Untuk lebih jelasnya, silakan baca buku saya yang berjudul Allah pun Taubat.

Mari kita pergunakan kesempatan yang masih tersisa ini. Jangan menunda taubat karena kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput. Jika malaikat maut datang menjemput sementara kita belum sempat bertaubat, yg tersisa ialah penyesalan. Sebuah penyesalan yg sangat besar karena kita akan memasuki api neraka untuk selama-lamanya.

(dikutip dari buku ALLAH pun TAUBAT)

6 komentar:

wanzul.btn mengatakan...

posting yang bagus..dan menjadi renungan buat saya mudah-mudahan untuk kita semua umat islam yang masih gemar melakukan dosa

panta sang penghuni langit malam mengatakan...

I like it..

Enggar Dwimada Hana mengatakan...

Assalamu'alaikum wr.wb
Saudara...saya ingin membenarkan postingan anda di atas.maaf,saya akan membenarkannya dengan singkat kata saja.bahwa setiap umat islam,pasti akan masuk surga,asalkan,di hatinya masih ada sepercik iman kepada Allah SWT,walaupun hanya seberat biji sawi,iman itu akan menyelamatkannya.Allah akan mengampuni semua dosa orang mukmin,dan orang muslim pun juga akan diampuni.jika seorang muslim membawa dosa seberat bumi,lalu datang menghadap Rabbnya,dan ia tetaplah datang tanpa menyekutukan Allah SWT dengan siapapun,niscaya,Allah SWT,memberikan ampunan sepenuh bumi pula.itu membuktikan,bahwa Allah SWT memilika sifat Maha Penyayang dan Pengasih,juga Maha Pengampun.jadi,yang kekal dalam neraka untuk selamanya,adalah orang orang musyrik,alias kafir,alias berbuat Syirik(menyembah Tuhan selain Allah SWT).itu lah mereka,yang akan kekal di neraka,banyak sekali ayat-ayat Al-Qur'an dan dari hadist2 sahih,bahwa orang muslim tidak kekal di neraka selamanya.semua orang muslim akan masuk surga,dengan syafaat Nabi,Ulama,Malaikat ataupun setiap makhluk yang dikehendaki Allah untuk memberi syafaat.dan yg terakhir memberi syafaat adalah Allah SWT sendiri.yang akan mengampuni semua orang muslim yang jarang sekali berbuat baik alias hidupnya penuh dengan dosa,namun ia tetap berkeyakinan,bahwa Allah SWT adalah Tuhannya yg Esa.begitulah.jadi,jika anda berpendapat seperti halnya yg anda postingkan,itu artinya,anda sudah berpemahaman seperti kamu Khawarij yang amat sangat sesat.mereka hanya berpandangan pada Al-Qur'an namun tidak dengan As-Sunnah.asal anda tahu,As-Sunnah itu turun dari Allah SWT sendiri,bukan tambahan dari Nabi Muhammad SAW.jadi,kita juga harus percaya akan Al-Qur'an dan As-Sunnah.jadi,kaum Khwarij itu berpandangan bahwa,muslim yang berdosa besar,berarti ia telah kafir,dan akan masuk neraka untk selama-lamanya.seperta pandangan anda sendiri.mohon maaf atas coment saya ini,jika ada yg kurang berkenan,mohon maaf.

Wassalamu'alaikum wr.wb

Anonim mengatakan...

sya sangat setuju dengan pendapat saudara enggar.Bhwa orang muslim , sberapapun besarnya dosanya, suatu saat ia akan mendapatkan syafaat dari rasulullah, ulama, malaikat dan ALLAH SWT.Sya melihat dari sudut pandang esensi penciptaan kita sebagai manusia oleh ALLAH SWT, dimana ALLAH SWT berfirman: dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah kepadaku.Makna dari firman ALLAH SWT itu adalah bahwa yang pertama tugas kita sebagai manusia adalah mengakui eksistensi ALLAH SWT.Dan stelah kita mengakui eksistensi-NYA, maka insya Allah keridhoan ALLAH berupa kebahagiaan di akhirat telah dapat kita raih.Terlepas dari dosa-dosa besar lain yang kita lakukan selama di dunia, itulah yang akan mndpatkan ganjaran tersendiri dari-NYA berupa Siksaan.Namun setelah siksaan yang brupa pembersihan diri dari dosa besar itu selesai, maka kita dapat mencicipi kebahagiaannya, krna kita telah telah menjalankan esensi penciptaan kita, yaitu mengakui eksisitensi-NYA.WASSALAM

Joko Juliyanto mengatakan...

maaf asal masuk. . . .
Yg terpenting bukan kita membicarakan dosa dan amal karena dosa didunia menurutmu belum tentu dosa menurut allah swt dan amal baik didunia sebagai pahala menurutmu belum tentu menurut allah swt jadi yg terpenting bukan kita menghitung amal tapi melainkan untuk menghitung berapa dosa kita termasuk saya.jadi kesimpulanya makhluk cuma berencana tetapi hanya allah swt yang menentukan maka jalani hidup
untuk yg baik-baik saja.
Sebelum dan sesudahnya saya maaf.

Unknown mengatakan...

Jangan pernah masukan ketakutan neraka pd setiap amal baik qt saudara. Biarlah urusan neraka dan surga menjadi urusan-Nya. Yg terpenting bagaimana qt bisa menjadi manusia sebagaimana hakikatnya.
Menurut saya . Jgnlah qt berbuat baik karna surga. Dan jgn jg qt berbuat baik karna takut neraka.. Lakukanlah kebaikan karna-Nya.