Kamis, 10 Februari 2011

ALLAH pun TAUBAT

Kita sering mengartikan istilah taubat dengan memohon ampun. Karena itu, ketika membaca judul buku saya “ALLAH pun TAUBAT”, sahabat2 pasti bertanya-tanya, bagaimana mungkin Allah memohon ampun. Mari kita kembali ke pengertian yang sesungguhnya menurut Alquran. Taubat berbeda dengan mohon ampun, seperti yang Allah tegaskan dalam Alquran,

Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih”. (QS.11:90).

Ayat yang memisahkan antara memohon ampun dan bertaubat juga bisa kita dapatkan di QS.5:74, 11:3, 11:61.

Kata taubat berasal dari bahasa Arab. Menurut kamus bahasa arab, taubat berasal dari kata taaba - yatuubu - taubatan yang artinya kembali.

Ketika kita belum mengenal dosa, kita dekat dengan Allah. Tapi setelah kita berbuat dosa, kita pun menjauhi Allah dan mendekati setan. Sehingga Allah pun menjauhi kita dan mendekati hukuman atau konsekuensi atas perbuatan dosa kita. Akibatnya kita dan Allah saling berjauhan.

Setelah kita berbuat dosa, pasti akan menemukan akibat atau konsekuensi atas perbuatan dosa kita yang memang sengaja Allah berikan agar kita kembali (taubat) kepada-Nya. Ada empat tahapan taubat :

Tahap pertama adalah tahapan awal dimana kita ingat kepada Allah. ketika musibah dan kesulitan datang, kita tergerak untuk mengadu dan berdoa kepada Allah.  Nah, ingatnya kita kepada Allah sudah dikatakan taubat (QS.13:27-28). Namun pada saat itu baru hati kita yang taubat (kembali) kepada Allah (QS.66:4) sehingga kita belum disebut taubat (kembali) dengan seutuhnya (sebenarnya). Ingatnya kita kepada Allah baru merupakan awal dari taubat kita yang sebenarnya.

Tahap kedua adalah tahap dimana Allah menerima taubat kita. Jika kita orang yang beriman kepada Allah, maka Allah akan menerima taubat (kembalinya) kita. Itulah tahap dimana “Allah menerima taubat”.

Tandanya Allah “menerima taubat” kita adalah Pertama : Allah akan menunjukkan jalan kembali (pulang) kepada kita.

"Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada Nya" (QS.Ar Ra’du 13:27)

...Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS.Asy Syuura 42:13)

Bentuknya bisa mempertemukan kita dengan orang-orang yang shaleh atau buku-buku yang baik yang bisa menuntun kita kembali kepada Allah. Tanda kedua, Allah menurunkan ketenangan dalam hati kita. Setelah kita bersimpuh memohon ampun di hadapan Allah biasanya akan turun ketenangan dalam hati kita. Itulah tanda Allah telah menerima taubat kita.

Tapi apakah cukup sampai di sini, sampai Allah menerima taubat kita? Belum, masih ada dua tahapan lagi yang harus di lalui. Seperti dijelaskan di atas, tahap awal adalah kita ingat kepada Allah, tahap kedua adalah Allah menerima taubat kita yaitu dengan menurunkan ketenangan dan menunjukkan jalan taubat (kembali).

Tahapan ketiga, adalah tahapan yang sebenarnya dimana kita menempuh jalan kembali kepada Allah yaitu dengan BERBUAT BAIK. Setelah kita berbuat baik menurut petunjuk Allah maka itulah yang disebut taubat yang sebenarnya (seutuhnya). Bukan hanya hati atau lisan saja tapi sudah diaplikasikan dalam bentuk perbuatan.

Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, Maka Sesungguhnya Dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya”. (QS.25:71)

Inilah tahapan taubat yang paling penting yang tidak saya dapatkan di buku-buku manapun. Selama ini saya hanya tahu sampai di tahapan ke dua yaitu syarat Allah menerima taubat yaitu menyesal, memohon ampun dan berjanji tidak akan mengulangi.

Lalu apa yang terjadi setelah kita melewati tahap ke tiga yaitu berbuat baik menurut petunjuk Allah? Kita masuk ke tahap terakhir yaitu tahap dimana Allah pun “bergerak” kembali (taubat) kepada kita. Itulah yang disebut Allah pun taubat (kembali) kepada kita. Saya mencatat ada 26 ayat yang menuliskan kata “Allah taubat kepada manusia”. Salah satunya adalah :

"Maka barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah kembali kepadanya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS.Al Maidah 5:39)

Di terjemahan umumnya kita akan mendapatkan terjemahan yang digaris bawahi sebagai berikut : “maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya”. Sebenarnya yang paling tepat menurut kaidah bahasa arab adalah : “maka sesungguhnya Allah kembali kepadanya”.

Jika anda membacanya dalam teks aslinya (bahasa arab) maka tertulis “Allah yatubu alaihi. artinya "Allah kembali kepadanya" bukan “Allah menerima taubat darinya” karena di teks aslinya tidak ada tulisan “yakbalu (menerima)”.

Tetapi, ada 4 ayat lain yang tertulis “Allah menerima taubat dari hamba-Nya”. Seperti telah diterangkan sebelumnya, ada perbedaan istilah antara “Allah taubat (kembali) kepada hamba-Nya” dengan “Allah menerima taubat dari hamba-Nya”.

Banyak yang bertanya, kalau manusia taubat (kembali) dari perbuatan dosa maka Allah taubat (kembali) dari apa? Untuk menjawab pertanyaan ini saya ingin sedikit me-review, Pada mulanya ketika kita berbuat dosa, kita menjauhi Allah dan mendekati setan, maka Allah pun menjauhi kita dan mendekati konsekuensi atau hukuman yang akan diberikan kepada kita.

Setelah kita berbuat baik, maka kita pun kembali (taubat) kepada Allah dengan taubat yang seutuhnya (sebenarnya) dan meninggalkan setan. Maka Allah pun taubat (kembali) kepada kita dan meninggalkan hukuman yang Allah berikan kepada kita. Karena taubat kita, Allah tidak jadi meneruskan hukuman tersebut.

Jadi kalau kita kembali (taubat) kepada Allah dari perbuatan dosa, maka Allah kembali (taubat) kepada kita dari menjatuhkan hukuman-Nya atas kita. Ada perbedaan antara taubatnya (kembalinya) manusia dengan taubat (kembali) nya Allah SWT. Bedanya manusia taubat (kembali) kepada Allah dengan memohon ampunan dan kasih sayang sedangkan Allah taubat (kembali) kepada manusia dengan membawa (memberi) ampunan dan kasih sayang.

Perumpamaannya taubat kita kepada Allah seperti seorang anak yang kabur dari rumah. Setelah kita ketemu masalah baru kita ingat kepada orang tua. Itulah yang disebut awal dari kembalinya kita. Namun belum disebut kembali yang sebenarnya karena badannya belum beranjak pulang. Kita pun kemudian menelpon orang tua. Mendengar suara anaknya yang memohon maaf ingin kembali, orang tua merasa iba. Mereka pun menerima permohonan maaf kita.

Karena saking senangnya orang tua mendengar anaknya kembali tidak peduli sebesar apapun masalahnya dahulu, orang tua bahkan memberikan petunjuk atau bantuan untuk bisa pulang. Setelah si anak beranjak pulang ke rumah, barulah disebut kembali yang sebenarnya. Sehingga orang tua pun menyongsong anaknya yang kembali ke pangkuan orang tuanya dengan penuh kasih sayang.

Itulah tahapan taubat yang saya fahami di Alquran. Judul buku “ALLAH pun TAUBAT” berasal dari tulisan 3 orang profesor ahli bahasa arab yaitu Prof.Dr. Quraish Shihab (mantan ketua MUI), Prof.Dr.Jalaludin Rahmat (Pakar komunikasi) dan Prof.Dr. Ahmad Thib Raya (Pembantu Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

Dalam hadisnya, kita sering mendengar hadis Nabi Muhammad yang sangat terkenal, yang inti hadis tersebut adalah jika kita kembali kepada Allah sehasta (selangkah) maka Allah akan kembali kepada kita seribu hasta, jika kita kembali kepada Allah berjalan maka Allah kembali kepada kita berlari. Tidak mungkin Allah berlari-lari. Karena itu, hadis tersebut adalah sebuah perumpamaan yang menggambarkan bagaimana proses Allah kembali kepada kita.

Kita tidak akan bisa menerima penjelasan ini kalau dalam otak dan hati kita masih ada penghalang. Penghalangnya adalah persepsi kita selama ini bahwa taubat itu sama artinya dengan menyesal memohon ampun.
  
Tidak mungkin Allah memohon ampun, Maha Suci Allah dari sifat kesalahan. Maha suci Allah dari apa yang kita sifatkan. Yang benar adalah Allah kembali (bahasa arabnya : taubat) kepada kita dengan membawa setumpuk ampunan dan kasih sayang dari (meninggalkan) hukuman yang Allah ancamkan kepada kita. (Disarikan dari buku Allah pun Taubat)
  
Jika pembaca ingin mengetahui lebih dalam dan ingin berdiskusi, bisa menghubungi penulis di nomor : 081806200078 / 08117200078. Gratis tanpa mengharap imbalan kecuali sekedar mengharap rido Allah SWT. Semoga kita bisa saling menasehati dengan hak (Alquran) dan dengan kesabaran. (QS.103:3).

8 komentar:

elfan mengatakan...

apapun pengertian dan uraiannya tentang kata TAUBAT maka menurut hemat saya judulnya terlalu berat. Akibatnya bagi pembaca akan menimbulkan salah tafsirnya.

icolcood mengatakan...

aq setuju dengan komentar akhi elfizonanwar, dalam judul itu kurang etis bagaimana dan dalam konteks apapun tuk menjabarkannya..

Unknown mengatakan...

saya setuju dengan dengan judul buku itu,walaupun kurang etis tapi ada pembelajaran untuk menuju hakikat

majuplastik mengatakan...

Membaca bukunya membuat saya Gila...dan saya mulai mencari obatnya. saya berharap jangan coba2 mendekat dgn buku ini

Unknown mengatakan...

MAAF MAS FARID SALAH FATAL SEKALI , ANDA TERLIHAT TIDAK MENGUASAI ATAU MENGERTI GRAMAR BAHASA ARAB APALAGI ALQURAN. YATUUBU ILA ARTINYA BERTOBAT , KALAU YATUUBU A'LA ARTINYA MENGAMPUNI . KATA ILA DAN A'LA MENENTUKAN MAKNANYA MAS WALAUPUN KATA KERJANYA SAMA YATUUBU. TARIK MAS DR PEREDARANNYA ANDA MEMBUAT KESESATAN AQIDAH SETIAP MUSLIM YG MEMBACA BUKU ANDA.

Unknown mengatakan...

Maaf om sy orang awam dan bodoh...gimana bilang'a ya?....ng....pengen beli buku ini tapi judul'a 'bahaya' buat orang bodoh kyk sy yg gk mudeng 'menafsirkan' kata 'taubat'....pertama x yg ada d'fikiran sy..."Allah ko tobat?,berarti ada tuhan yg lebih tinggi dari Allah?" astagfirullahadziiim....emang gk bisa nilai buku cuma dari judul'a tanpa tau isi'a dan maksud tulisan si penulis...tapi ko aneh...bikin alis sy naek sebelah 😤 😁

budi hermawan mengatakan...

bagus, terangkum pada hakikat Al-Fatihah, lanjutkan, biarlah mereka mempersempit pemikiran-pemikiran mereka, begitu luas Ilmu Allah, orang-orang yang terhenti pada ilmu maka hancurlah mereka dengan ilmunya, yang ada hanya kesombongan, picik, iri dengki.

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum ustad...semoga diganti judulnya,trkesan berlebihan:meskipun tujuannya bagus dakwah dan saya dukung,tapi judul buku saya belum bs setuju